Suratkabar.co.id – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kementerian Kominfo) bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) telah menyelenggarakan seminar daring dengan tema Literasi Digital: “Pemuda Berakhlak Jauhi Judi Online”. Seminar ini diselenggarakan pada hari Selasa, 27 Februari 2024 melalui platform Zoom meeting. Terdapat empat narasumber yang mumpuni di bidangnya sebagai pembicara, yaitu Bapak Dr. H. Abdul Kharis Almasyhari yang merupakan seorang Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Bapak Semuel Abrijani Pangerapan, B.Sc., sebagai Dirjen Aplikasi Informatika (APTIKA) Kementerian Kominfo RI, Ibu Roisiyatin, SEI., M.Si., yang merupakan seorang dosen Program studi Ekonomi Syariah Ummul Quro Al Islami Bogor, serta Bapak Muhammad Hashfi Aufar, S.Pd., yang merupakan seorang founder @kelasdigi dan Education Advisor @globaleduamanah.
Seminar ini merupakan dukungan Kemenkominfo terhadap Program Literasi Digital yang melibatkan berbagai elemen masyarakat. Seminar Ngobrol Bareng Legislator memiliki beberapa tujuan, di antaranya yaitu untuk mendorong masyarakat supaya mengoptimalkan pemanfaatan internet sebagai sarana edukasi; memberdayakan masyarakat agar dapat memilah dan memilih informasi yang dibutuhkan dan bermanfaat; memberikan informasi yang lengkap kepada masyarakat terkait pembangunan Infrastruktur TIK yang dilakukan oleh pemerintah, khususnya oleh APTIKA; mendorong dan memotivasi peran orang tua dalam pendampingan pembelajaran di masa pandemi; serta mewujudkan jaringan informasi serta media komunikasi dua arah antara masyarakat dengan masyarakat maupun dengan pihak lainnya. Seminar ini terdiri dari beberapa sesi, yaitu sesi pembukaan, pemaparan materi, sesi tanya jawab, dan sesi penutup. “Atas dasar itulah yang mendorong kami untuk melakukan peningkatan kesadaran, pengetahuan, dan kecakapan digital yang ditujukan pada tiga sektor, yaitu masyarakat umum, pemerintahan, dan pendidikan, melalui berbagai program literasi digital.”, tambah Pak Semmy dalam sambutannya.
Seminar dimulai pada pukul 13.00 WIB yang diawali oleh hiburan band pada 15 menit sebelumnya. Kemudian, ditampilkan pula video-video yang berkaitan dengan literasi digital. Seminar dibuka oleh seorang Master of Ceremony (MC) dengan menyapa para narasumber yang akan memberi paparan materi kepada seluruh peserta. Saat memasuki sesi pemaparan materi, MC menyerahkan acara kepada moderator untuk memandu sesi paparan dan sesi diskusi. Sesi pemaparan materi diawali oleh Bapak Dr. H. Abdul Kharis Almasyhari.
Pak Kharis menyebutkan bahwa pemuda yang akhlaknya baik, pasti tidak akan melakukan judi online, begitu pun sebaliknya. Beliau mengimbau bahwa kalau kita mau sukses dan memiliki uang yang banyak, maka bekerjalah dengan baik, di tempat kerja yang baik, serta dengan cara yang baik dan halal, bukan dengan berjudi. “Kepada para pemuda, ketika anda masih muda, identik dengan tenaga lebih, potensi lebih, maksimalkanlah usaha, inovasi pada diri sendiri, jangan masuk pada perjudian dan jangan pernah berharap kaya dari judi.”, pesan Pak Kharis sebagai penutup sesi pengantar materinya.
Seminar dilanjutkan dengan sambutan oleh Bapak Semuel Abrijani Pangerapan, B.Sc., yang menjabat sebagai Dirjen Aplikasi dan Informatika (APTIKA) Kementerian Kominfo RI melalui tampilan video. Dalam video tersebut, beliau yang akrab dipanggil Bapak Semmy menjelaskan bahwa memasuki tahun 2024, perwujudan Indonesia Digital Nation tetap menjadi salah satu prioritas utama guna mewujudkan Indonesia yang makin digital dan maju. Kemenkominfo melalui Dirjen APTIKA terus berkomitmen dalam menyelenggarakan berbagai inisiatif dan program peningkatan literasi digital, guna mendukung upaya transformasi digital yang inklusif, memberdayakan, serta berkelanjutan. Beliau menyampaikan bahwa upaya transformasi digital ini perlu terus dilakukan untuk mendorong kemajuan perekonomian bangsa dan membuka berbagai peluang bagi masyarakat Indonesia, mengingat perkembangan teknologi digital saat ini telah mengubah cara kita bekerja, berusaha, dan menjalani kehidupan sehari-hari.
Pemaparan materi selanjutnya disampaikan oleh Ibu Roisiyatin, SEI., M.Si. Pada awal sesi pemaparan materinya, beliau menjelaskan definisi judi online, “Judi online adalah kegiatan bertaruh dengan memanfaatkan jaringan internet dan perangkat digital seperti smartphone, komputer, dan laptop.”, ucapnya. Beliau juga menyebutkan dampak-dampak dari judi online, seperti meningkatnya utang, fokus belajar dan bekerja menjadi turun, penghasilan dan tabungan bisa terkuras habis, meningkatnya kekerasan dan kriminalitas, merusak hubungan keluarga, melalaikan ibadah dan kewajiban, hingga berisiko terkena penyakit mental maupun fisik. Bu Roisiyatin bahkan menjelaskan bagaimana Islam memandang judi, Al-Qur’an secara tegas mengharamkan judi, begitu pun hadist Nabi SAW melarang segala jenis perjudian. Sebagai penutup, beliau menyebutkan beberap tips yang dapat dilakukan untuk menjauhi judi online, seperti mengisi waktu luang dengan aktivitas positif, bergaul dengan teman yang shalih, membatasi penggunaan sosial media, serta yang paling penting yaitu mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Bapak Muhammad Hashfi Aufar, S.Pd., menjadi pemateri terakhir yang memaparkan materinya. Beliau menjelaskan beberapa teori pendukung yang menjadi faktor pendorong judi online menurut Sitanggang et al (2023), salah satunya yaitu teori perilaku, di mana perilaku individu dipengaruhi oleh lingkungan, belajar, dan pengalaman. Dalam konteks perjudian online, lingkungan dapat mencakup kemudahan akses internet, tawaran bonus dan hadiah, serta promosi perjudian online. Belajar dan pengalaman juga dapat memengaruhi perilaku individu dalam memilih untuk berjudi online atau tidak. Beliau juga menjelaskan dampak dari judi online, salah satunya terhadap psikis, di mana seorang remaja yang sudah kecanduan melakukan judi online dapat menjadi remaja yang mudah emosional, diantaranya tidak bisa mengontrol kemarahannya, bahkan bisa membanting benda-benda yang ada di dekatnya saat kalah dalam bermain judi online. “Membangun personal branding menjadi content creator, meningkatkan softskill dengan mengikuti channel gratis, hingga berbisnis dengan menjual akun game bisa menjadi solusi alternatif untuk menghindari judi online.”, saran Pak Hashfi kepada para peserta sebagai penutup.
Setelah paparan materi dari keempat narasumber, moderator membuka sesi tanya jawab. Para peserta sangat antusias dalam memberikan pertanyaan. Dari 150 peserta, terdapat satu pertanyaan yang terpilih. Sesi diskusi melalui tanya jawab berjalan interaktif antara narasumber dan peserta. Setelah selesai sesi diskusi, moderator mengembalikan acara kepada MC. Acara ditutup secara resmi oleh MC pada puku 15.00 WIB. Seminar ini diharapkan dapat menjadi sarana penambahan literasi digital bagi masyarakat sebagai dukungan kepada pemerintah mewujudkan transformasi digital Indonesia.