Sejarah Dan Arti Semangka Simbol Dukungan Untuk Palestina

Berita200 Views

Suratkabar.co.id – Baru-baru ini gambar dan emoji buah semangka sering terlihat di media sosial tidak hanya di antara masyarakat Indonesia tetapi di sejumlah negara lain. Diketahui saat ini buah semangka menjadi bentuk dukungan terhadap Palestina yang masih berperang dengan Israel.

Adapun buah semangka tersebut dipilih sebagai simbol dukungan yang mempunyai sejarah dan makna tersendiri. Adapun buah semangka tersebut kini dijuluki sebagai ‘The Fruit of Palestine’.

Perlu diketahui emoji dan gambar buah semangka yang digunakan sebagai dukungan kepada Palestina adalah buah semangka yang telah dipotong. Sehingga terlihat warna merah, hitam, putih, dan hijau yang mirip dengan bendera Palestina.

Kini penggunaan emoji semangka di media sosial juga untuk menjadi dukungan dan menghindari shadow ban dari media sosial. Terlihat sejumlah influencer menggunakan emoji tersebut dan terus memberikan dukungannya terhadap Palestina.

Selain itu buah semangka tidak hanya menjadi simbol dukungan terhadap Palestina tetapi juga sebagai simbol perlawanan bagi rakyat Palestina. Hal tersebut berawal dari bendera Palestina yang dilarang oleh Israel sejak 1967.

“Buat yang belum tahu, semangka itu dipake sebagai simbol perlawanan. Kenapa? Karena sejak 1967 bendera Palestina dilarang sama Israel. Sehingga semangka dipake karena warnanya sama-sama merah, hijau, putih, & hitam. Emoji (semangka) juga dipake untuk menghindari shadow ban di sosmed,” tulis @AdorkableRacer.

Saat ini seluruh masyarakat di seluruh dunia mulai dari penulis, aktivis, jurnalis, sutradara, dan masih banyak lagi mulai menggunakan emoji buah semangka. Terutama untuk membagikan dukungannya di berbagai platform media sosial untuk terhindar dari shadow ban.

Arti dan Sejarah Buah Semangka sebagai Simbol Palestina

Melansir dari Aljazeera dibalik warna dan bentuknya yang sederhana buah semangka ternyata membawa sejarah, budaya, dan makna mendalam bagi Palestina. Terutama ketika Israel menduduki Tepi Barat dan Gaza di tahun 1967.

Saat itu pemerintahan Israel mendeklarasikan bahwa kepada siapapun yang memegang bendera Palestina dianggap melakukan tindak pidana. Warga Palestina yang tinggal di Tepi Barat dan Gaza pun lantas mengakalinya dengan menggunakan Semangka.

Masyarakat Palestina memilih buah semangka karena ketika buah tersebut dibelah akan memperlihatkan buah semangka yang seperti bendera Palestina. Dagingnya yang merah, bijinya yang hitam, dengan kulitnya yang putih dan hijau.

Namun sedihnya pemerintah Israel yang menyadari hal tersebut arti dari semangka tersebut kemudian memperluas larangan tidak hanya jadi bendera. Namun juga melarang gambar semangka atau sesuatu hal yang mencakup warna tersebut.

Melansir dari The National seniman Sliman Mansour mengatakan pada 2021 jika pejabat Israel di tahun 1980 silam menutup pameran di 79 galeri di Ramallah. Hal tersebut dilakukan hanya karena adanya penggunaan tiga warna bendera nasional Palestina.

Bahkan jika seniman tersebut membuat bunga dengan warna merah, hijau, dan putih para petugas pun menjawab dengan marah bahwa mereka akan menyita lukisan tersebut. Terutama jika sang seniman hanya melukis buah Semangka.

“Mereka mengatakan kepada kami melukis bendera Palestina dilarang, begitu pula melukis dengan warna bendera itu. Jadi Issam (seniman Issam Badrl) bertanya, ‘Bagaimana jika saya membuat bunga merah, hijau, dan putih?’. Petugas itu menjawab dengan marah ‘Akan disita, Bahkan jika Anda melukis semangka itu akan disita’,” ujarnya.

Pada 1993 larangan terhadap bendera Palestina tersebut baru dicabut setelah ada Kesepakatan oslo (Oslo Accords). Dimana mensyaratkan pengakuan bersama oleh Israel dan Palestina dan menjadi perjanjian formal Israel-Palestina pertama yang mencoba menyelesaikan konflik kedua wilayah selama beberapa dekade.

Adapun melansir dari New York Times peran semangka menjadi simbol pengganti selama pelarangan bendera Palestina. Bahkan seorang pemuda pernah ditangkap hanya karena membawa irisan semangka.

Simbol Semangka Saat Ini

Pada Januari 2023 Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir memberikan kembali wewenang kepada polisi untuk menyita bendera Palestina. Serta diikuti dengan pemungutan suara di bulan Juni atas Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang larangan mengibarkan bendera di lembaga-lembaga yang didanai negara termasuk universitas.

Sementara itu pada bulan Juni sebuah organisasi Arab-Israel Zazim membuat sebuah kampanye untuk memprotes penangkapan dan penyitaan bendera Palestina. Mereka menempelkan gambar semangka di 16 taksi yang beroperasi di Tel Aviv dengan tulisan ‘Ini bukan bendera Palestina’.

Seorang warga Palestina bernama Amal Saad yang bekerja dalam kampanye tersebut menyampaikan kepada Al Jazeera. Bahwa mereka mempunyai pesan yang jelas terkait cara-cara lainnya dalam mengekspresikan dirinya.

“Jika Anda ingin menghentikan kami, kami akan menemukan cara lain untuk mengekspresikan diri kami,” ujarnya.

Adapun saat ini masyarakat dunia di media sosial menggunakan emoji buah semangka untuk terhindar dari shadow ban. Sehingga mereka masih bisa membagikan dukungannya terkait Palestina di media sosial.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *