Suratkabar.co.id – Akhir- akhir ini di zaman digital yang dimana orang bebas memposting apa saja di social media seperti postingan yang berwujud postingan AVI (audio visual) maupun berwujud postingan teks apalagi informasi tersebut cepat tersebar dalam beberapa detik. Media social itu menjadi tempat yang paling utama untuk penyebaran informasi. Namun, hal ini juga membawa dampak negatif yang tak kalah besar: penyebaran hoaks atau berita palsu. Tetapi, orang-orang terkadang tidak mau atau lupa atau maalas memeriksa, melihat dan membaca apa isi postingan yang di social media itu. Bahkan berita hoax pun juga ikut ter-share-kan entah di facebook kah, twitter, Instagram, whatsapp bahkan group keluarga yang berada di whatsapp pun mudah tersusupi berita hoax yang tidak di filter terlebih dahulu hanya Karena malas membaca dan memeriksa isi berita dan penyebab daripada berita hoax itu karena kurangnya informasi yang membedakan mana informasi yang benar dan mana informasi yang keliru atau informasi yang salah dan masyarakat kita literasinya amatlah kurang Karena itulah literasi menjadi penting sebab untuk menjadi edukasi kita agar tidak terpengaruh berita hoax.
Literasi itu tidak sekadar kemampuan seseorang untuk bisa baca membaca saja. akan tetapi, literasi informasi merupakan sebuah kemampuan seseorang untuk bisa memahami , mengevaluasi, dan mengolah informasi yang diterima seseorang. Wabil Khusus , informasi yang datang nya dari dunia maya ( internet ). Dengan meningkatnya informasi yang tersedia melalui internet. Maka, kemampuan untuk memilih informasi yang amat sangat valid itu menjadi penting.
Akan tetapi, sayang beribu-ribu sayang, masyarakat di Indonesia literasinya sangat kurang , bahkan menurut data UNESCO, Bahwasannya minat membaca masyarakat Indonesia amat memprihatinkan, hanya 0,001 persen maknanya dari 1.000 oraang Indonesia hanya sedikit orang yang rajin membaca. Penyebab nya salah satunya ialah orang orang lebih tertarik dengan smartphone dan smartphone ini dapat membuat orang mengakses hiburan dan memposting sesuatu media social dari internet sehingga ketika orang orang itu berselancar di media social tiba-tiba aja orang-orang yang berselancar di media social tersebut dengan mudahnya terperangkap berita hoax serta asal share saja dan Banyak orang yang tidak tahu-menahu caranya mengenali hoax, menverifikasi sumber atau berusaha bertabayyun ke sumber terpecaya. Mereka cenderung menelan mentah mentah apa yang mereka lihat atau mereka dengar di social media tanpa mereka melakukan pengecekkan terlebih dahulu. Hal ini dapat mengakibatkan penyebaran hoax itu tersebar lebih cepat dan mempengaruhi opini public serta dapat menyebabkan bentrok yang terjadi di masyarakat sebab berita hoax itu.
Hoax yang banyak beredar di masyarakat menyebabkan macam-macam dampak negative mulai dari kebingungan public, kegaduhan di masyarakat, hingga dampak social yang lebih luas. Di dunia politik, kebanyakan berita hoax digunakan untuk menjatuhkan pihak lawan dengan cara menyebarkan ujaran kebencian, menghasut orang-orang, atau mengacak-acak hasil pemilu. Di bidang agamawan, misalnya hoax tentang nasab keluarga nabi dari kalangan ba’alawiy terputus, hoax tentang Cristian Ronaldo masuk islam. Di bidang kesehatan, misalnya, hoax tentang vaksin dapat menyebabkan penurunan tingkat imunisasi dan bahkan membahayakan kesehatan masyarakat. di bidang computer dan informatika, misalnya, Microsoft akan menonaktifkan komputer pengguna yang menyebarkan konten antimainstream. Kabar ini diklaim sebagai upaya mencegah misinformasi Pemilu 2024.
Selain itu, banyak hoax-hoax yang tersebar dapat mengakibatkan ketidak percayaan masyarakat terhadap lembaga-lembaga yang seharusnya dipercaya seperti lembaga pemerintah, aparatur negara, dan organisasi kesehatan tetapi malah lembaga lembaga itu dibenci masyarakat karena berita hoax itu. Ketika masyarakat sudah tidak bisa lagi membedakan mana informasi yang benar, mana yang salah. Maka mereka lebih rawan terpengaruh dengan informasi yang sangat amat menyesatkan itu.
Nah, untuk memberantas hoax agar hoax itu lenyap, dibutuhkan sebuah gebrakan besar yang mencakup pendidikan literasi di masyarakat. Pendidikan literasi yang baik dan benar dapat membuat masyarakat berpikir kritis dan cerdas dalam menerima informasi yang mereka temui. Langkah langkah untuk pendidikan literasi digital yang bisa dilakukan antara lain:
Pengenalan konsep pencarian fakta serta indikasi berita hoax
Masyarakat perlu diberi pemahaman akan pentingnya bertabayyun atau memverifikasi informasi sebelum mereka membagikannya, beberapa situs yang digunakan untuk pencarian fakta seperti situs cekfakta.com dari mafindo yang bisa membantu seseorang mencari informasi yang benar dan mengklarifikasi kebenaran sebuah informasi. disamping itu juga mereka diberi pemahaman tanda tanda hoax seperti : judul yang provokatif, sumber berita yang tidak jelas, mengarah ke pem-vonis-an hukuman serta menyembunyikan fakta dan data.
Dorongan pendidikan media di sekolah
Sejak kecil, anak-anak dikenalkan dan dibekali cara cara menggunakan media baik dan benar.pelajaran tentang menganalisis konten mengenali sumber yang kredibel, dan berpikir kritis terhadap informasi sangat penting untuk ditanamkan Supaya mereka ketika beranjak dewasa, mereka tahu akan penggunaan media yang baik dan benar serta bijak dalam menerima informasi.
Peran pemerintah dan influencer beserta platform media social
Pemerintah bersama dengan influencer dan platform media social bekerja sama untuk menciptakan ekosistem-ekosistem informasi yang lebih sehat. Salah satu langkah yang bisa dilakukan adalah dengan memberikan edukasi kepada pengguna tentang cara melaporkan konten yang mencurigakan dan mengarahkan mereka ke sumber informasi yang terpercaya
Perubahan besar dalam memberantas hoax tidak hanya bergantung dengan alat saja, melainkan manusia yang bisa memberantas berita hoax dari dirinya sendiri dan inisiatifnya itu sendiri. Tetapi perubaan ini haruslah dimulai dari budaya literasi yang berkembang di dalam masyarakat itu sendiri. Oleh karena nya, setiap individu mempunyai tanggungjawab untuk tidak hanya menjadi konsumen informasi, tetapi juga menjadi penyebar yang bijak.
Dalam hal ini , peran keluarga, masyarakat, sekolah, amatlah penting dalam membentuk sikap kritis dan mengajarkan nilai-nilai literasi yang kuat. Dengan upaya dalam meningkatkan literasi informasi. Harapannya supaya masyarakat bisa tahan dengan berita hoax dan lebih bijak dalam menyikapi segala informasi yang mereka terima.
Jadi, kurangnya literasi informasi merupakan salah satu factor utama masyarakat terjerumus hoax yang tersebar di media social. Masyarakat perlu diberikan bekal ilmu pengetahuan dan keterampilan dalam mengidentifikasi informasi yang baik dan benar, serta memahami dampak buruk dari penyebaran berita palsu. Dengan pendidikan literasi informasi yang lebih baik , kita dapat menciptakan lingkungan informasi yang lebih sehat dan mengurangi dampak buruk dari penyebaran berita hoax itu yang membuat masyarakat mudah terpecah belah dan semakin memperburuk keadaan. Ayo bersama sama mewujudkan masyarakat yang bijak dalam memilah milih informasi dan anti dengan berita hoax supaya bisa kondusif.
oleh: Ahmad Raihan Habibie Mahasiswa S1 Universitas 17 Agustus 1945 surabaya.