Suratkabar.co.id – Pemerintah berencana mengimpor 2 juta ton beras pada tahun ini. Dari jumlah tersebut, 500 ribu ton akan diimpor dalam waktu dekat untuk memenuhi Cadangan Beras Pemerintah (CBP) Perum Bulog.
Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) menilai bahwa keputusan untuk membuka keran impor ini dilakukan pada saat pasokan beras dalam negeri sedang tidak dalam kondisi langka. Hal ini dikarenakan Indonesia sedang memasuki musim panen raya.
Dalam neraca beras nasional pada Januari hingga Desember 2023, data per 23 Februari 2023 menunjukkan bahwa produksi beras Indonesia pada bulan Januari berada dalam perkiraan neraca kumulatif (ditambah stok akhir Desember 2022) surplus 3,24 juta ton. Sementara itu, pada bulan Februari diperkirakan surplus 4,2 juta ton, dan pada bulan Maret bahkan diperkirakan bisa mencapai surplus 7,5 juta ton.
Sutarto, salah satu perwakilan dari Perpadi, mengatakan bahwa salah satu masalah Bulog adalah kesulitan dalam menyerap beras domestik karena harga. Harga gabah kering (GKP) saat ini mencapai Rp 5.700-6.000 per kg, sementara Bulog menyerap (GKP) dengan harga Rp 5.000 per kg di tingkat petani, dan Rp 5.100 per kg di tingkat penggilingan.
“Persoalannya sekarang, harganya yang relatif mahal. Karena kalau dilihat di penggilingan, itu harga mahal karena harga gabahnya yang mahal. Jadi harga gabah cukup tinggi, padahal rencana pemerintah harga yang bisa ditoleransi di tingkat petani Rp 5.000,” ujarnya.
Pengamat pertanian Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), Khudori, juga mengatakan bahwa kesulitan Bulog dalam menyerap beras domestik dipengaruhi oleh faktor persaingan harga. Pembelian gabah kering panen (GKP) oleh Bulog di tingkat petani sebesar Rp 5.000 per kg, sementara harga pasar di atas harga tersebut.
“Kalau harga tinggi, Bulog tidak bisa melakukan penyerapan sementara cadangan beras itu terus keluar untuk operasi pasar dan bansos juga. Kan terus terkuras habis. Itu dilemanya,” kata Khudori.
Khudori mengatakan bahwa impor beras bisa dihindari jika tidak ada penugasan bansos. Sampai dengan tanggal 28 Maret 2023, stok CBP Bulog hanya tersisa 230 ribu ton. Sementara itu, Bulog mendapat mandat untuk menyalurkan bansos beras sebanyak 220 ribu ton setiap bulan dari Maret hingga Mei.