Suratkabar.co.id – Surabaya kembali dihebohkan dengan coretan dinding bertuliskan “Adili Jokowi” yang tersebar di berbagai sudut kota pada Selasa (4/2/2025). Fenomena ini bukan yang pertama kali terjadi, namun kali ini muncul setelah nama Presiden ke-7 Indonesia, Joko Widodo, masuk dalam daftar nominasi finalis tokoh kejahatan terorganisasi dan terkorup 2024 versi Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP).
Penemuan coretan di berbagai titik kota, termasuk di tembok bangunan publik dan fasilitas umum, menunjukkan adanya keresahan di tengah masyarakat terkait kepemimpinan Jokowi selama dua periode. Tidak sedikit yang menilai bahwa berbagai kebijakannya berkontribusi besar dalam memperburuk kondisi negara, khususnya dalam hal korupsi dan kejahatan terorganisir.
Tuntutan Keadilan atau Aksi Provokatif?
Tulisan “Adili Jokowi” yang terpampang di tembok kota ini menjadi simbol perlawanan terhadap dugaan ketidakadilan yang terjadi selama kepemimpinannya. Beberapa pihak beranggapan bahwa ini adalah bentuk ekspresi masyarakat yang sudah muak dengan berbagai skandal yang mencuat ke publik. Dari dugaan intervensi politik hingga kasus-kasus besar yang melibatkan oligarki, masyarakat semakin mempertanyakan akuntabilitas mantan kepala negara tersebut.
“Ini bukan sekadar coretan biasa. Ini adalah simbol perlawanan terhadap korupsi dan ketidakadilan yang selama ini dibiarkan tumbuh subur di negeri ini,” ujar salah satu aktivis yang tidak ingin disebutkan namanya.
Nama Jokowi di Daftar OCCRP, Bukti Buruknya Tata Kelola? OCCRP, sebuah organisasi internasional yang berfokus pada investigasi kejahatan terorganisir dan korupsi, mencatat nama Joko Widodo sebagai salah satu dari beberapa tokoh dunia yang dinilai memiliki peran dalam memperburuk kondisi tersebut. Masuknya nama Jokowi dalam daftar ini semakin memperkuat dugaan bahwa banyak kebijakan yang dikeluarkannya selama menjabat justru menguntungkan kelompok tertentu, sementara rakyat kecil semakin terpinggirkan.
“Kami tidak kaget jika akhirnya dunia internasional pun mulai membuka mata terhadap apa yang terjadi di Indonesia. Kasus-kasus besar seperti proyek infrastruktur yang penuh korupsi, peran oligarki dalam kebijakan publik, serta lemahnya supremasi hukum menjadi bukti nyata bahwa ada masalah besar di era kepemimpinan Jokowi,” ungkap seorang analis politik.